Kondisi psikologis seperti depresi dianggap menjadi salah satu penyebab munculnya salah satu dari 7 tanda masalah pada janin akibat terganggunya perkembangan otak janin. Itulah alasannya menjaga psikologis ibu hamil sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil karena keduanya sama-sama memengaruhi perkembangan janin.

Depresi post-partum

Lalu bagaimana dengan depresi post-partum? Depresi ini sebenarnya tidak memengaruhi janin karena merupakan gejala yang seringkali menimpa ibu setelah melahirkan, sehingga disebut juga depresi pasca melahirkan. Gejala ini meliputi perasaan sedih, tidak berdaya, cepat marah, putus asa, dan bahkan membuat seseorang malas untuk melakukan apa pun. Depresi post partum muncul karena perubahan kadar hormonal setelah melahirkan, kelelahan, atau bahkan karena faktor lainnya. Depresi ini pun sebetulnya tidak berkaitan dengan kondisi Ibu saat hamil Jadi, meskipun kehamilan Ibu sehat, depresi post partum ini pun juga bisa menyerang Ibu setelah melahirkan.

Nah, jika tidak segera diatasi, kondisi ini berbahaya bagi Ibu dan juga bayinya. Lantas bagaimana cara mengatasinya? Ibu bisa mencoba melakukan beberapa hal ini:

  1. Cukup istirahat. Perjalanan panjang yang Ibu alami sejak hamil hingga melahirkan pastinya melelahkan baik secara jasmani maupun rohani. Oleh sebab itu, post partum bisa muncul karena faktor emosional dan juga faktor kelelahan saat si kecil lahir. Nah, yang bisa Ibu lakukan adalah beristirahat yang cukup untuk memperbaiki mood dan mengurangi risiko depresi. Jangan banyak beraktivitas dan prioristaskan kondisi fisik serta psikis Ibu.
  2. Minta dukungan suami. Terbangun di malam hari, kerepotan mengurus bayi, serta mengurus urusan rumah tangga lainnya pasti akan membuat Ibu stres. Belum lagi adanya tuntutan untuk melakukan semuanya secara sempurna. Nah, ingatlah bahwa Ibu tidak harus melakukan semuanya seorang diri. Mintalah bantuan suami untuk membantu Ibu mengurus semua hal yang ada di rumah. Dengan cara ini, Ibu bisa terhindar dari risiko depresi dan hubungan dengan suami pun menjadi lebih erat.
  3. Berbagi cerita. Setelah melahirkan, pastinya ada sesuatu yang sangat ingin Ibu ungkapkan. Entah itu tentang sesuatu yang Ibu rasa, ketakutan-ketakutan Ibu, dan lain sebagainya. Nah, carilah teman sebaya yang juga telah mengalami proses kelahiran untuk berbagi kisah. Atau Ibu bisa bergabung dalam forum-forum untuk berdiskusi satu sama lain.
  4. Sisihkan waktu untuk me time. Kesibukan dalam mengurus bayi membuat Ibu lupa untuk menyisihkan waktu untuk diri sendiri. Nah, luangkanlah sedikit waktu setiap hari untuk melakukan hal-hal yang Ibu suka. Entah itu untuk berendam di bath tub, spa, pijat, maskeran, atau bahkan sekadar menonton acara televisi kesukaan Ibu. Hal ini baik untuk kondisi psikis Ibu dan bisa membuat Ibu merasa lebih bahagia.

Nah, semoga cara-cara di atas bisa membantu Ibu untuk mengurangi risiko depresi post-partum ya. Jika cara tersebut tidak membantu, Ibu bisa menemui psikiater untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Selamat mencoba!