Pernahkah Anda mendengar nama Cheng Ho? Mungkin, bagi Anda yang sering membaca sejarah, khususnya perkembangan Islam di Indonesia, sudah sangat mengenal nama tersebut. Sebab, Laksamana Cheng Ho merupakan tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, jauh di masa sebelum bangunan modern seperti pusat perbelanjaan, kafe, hingga hotel bintang 4 di Surabaya berdiri. Tepatnya, pada masa Indonesia masih berupa wilayah kerajaan.

Laksamana Cheng Ho berasal dari Tiong Kok dan datang ke berbagai negara di Asia Tenggara untuk berdagang, menjalin persahabatan, sekaligus untuk menyebarkan agama islam. Penyebaran Agama Islam di wilayah Asian Tenggara dimulai sejak masa Dinasti Ming. Di Indonesia sendiri, penyebaran ini dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho yang mendarat pertama kali di Semarang pada tahun 1410 bersama dengan armada yang dipimpinnya.

Untuk melancarkan misinya, Laksamana Cheng Ho datang dengan membawa kedamaian dan ketenangan. Tidak ada satupun wilayah yang pernah disinggahinya terlibat masalah dengannya, karena Laksamana Cheng Ho selalu menghormati setiap daerah tersebut. Bahkan, Laksamana Cheng Ho berhasil menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai kerajaan di Indonesia.

Semua hal baik yang telah dilakukannya untuk Indonesia pada masa tersebut, membuat masyarakat begitu menghormati Laksamana tersebut. Bahkan, sebagai bentuk penghormatan, didirikanlah beberapa Masjid Cheng Ho yang salah satunya berada di Surabaya. Masjid ini sangatlah unik dan sangat sesuai dengan namanya. Sebab, masjid ini sangat kental dengan nuansa Tionghoa. Hal ini wajar, mengingat Laksamana Cheng Ho merupakan orang Tionghoa.

Kota Surabaya, khususnya tempat masjid ini dibangun sebenarnya tidak memiliki kaitan dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho terdahulu. Sebab, Laksamana Cheng Ho tidak pernah singgah di tempat ini. Meskipun begitu, semangat yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho sangat dinilai berharga dan patut dicontoh. Itulah sebabnya, tidak ada masyarakat yang menolak rencana pembangunan masjid tersebut.

Jika dilihat dari ukurannya, masjid ini tergolong cukup kecil. Namun, masjid ini terlihat sangat megah dan istimewa, apalagi dengan sentuhan tionghoa. Selain itu, berbeda dengan masjid lain yang memiliki pintu, masjid ini tidak dilengkapi pintu sama sekali. Alasannya, ingin menunjukkan bahwa siapapun, tidak peduli agama maupun etnisnya, boleh masuk ke dalam masjid ini. Tentunya, selama mereka menaati aturan dan tidak mengganggu aktivitas beribadah yang sedang dilakukan.

Hingga saat ini, sudah ada sekitar 16 Masjid Cheng Ho yang berdiri di Indonesia. Meskipun semuanya memiliki ukuran dan desain yang berbeda, tetapi nuansa tionghoa tetap ada pada setiap masjid yang dibangun.