Pemberontakan Gwangju, atau yang awam dikenal dengan istilah Gwangju Uprising, adalah salah satu momentum politik terbesar negara Korea Selatan. Gerakan demokrasi yang terjadi pada 18–27 Mei 1980 di Kota Gwangju, Provinsi South Jeolla, ini merupakan perseteruan skala besar-besaran antara warga sipil bersenjata mewaan tentara dan polisi pemerintah Korea Selatan. Saking masifnya, peristiwa ini sampai diangkat sebagai latarcerita banyak film dan drama Korea.

Apa sajakah film dan drama yang menceritakan soal Pemberontakan Gwangju? Yuk, simak informasinya di bawah ini!

A Taxi Driver (2017)

Kim Man-sub (Song Kang-ho) adalah seorang pengemudi taksi yang baru ditinggal wafat oleh sang istri. Duda beranak satu ini terpaksa harus membesarkan sang putri seorang diri, sembari berupaya melunasi utang pengobatan mendiang istri ke rumah sakit. Kondisi ini membuat Man-sub sudi menghabiskan waktunya di jalan—terus mencari “orderan” agar bisa membawa pulang banyak uang.

Suatu hari, seorang turis bernama Peter (Thomas Kretschmann) meminta Man-sub untuk mengantarkannya ke Gwangju dari Seoul dengan imbalan uang yang sangat besar. Tanpa tahu siapa Peter dan apa yang sedang terjadi di Gwangju, Man-sub kemudian mengendarai taksi kuningnya ke arah selatan Korea Selatan.

Perjalanan sejauh 268 kilometer itu tentu tidak berjalan mulus. Mulai dari meninggalkan Kota Seoul saja, taksi kuningnya sudah dihadang oleh banyak tentara di perbatasan. Namun, Man-sub tidak kehabisan akal dan terus mencari jalan agar bisa mengantarkan Peter sampai ke Gwangju. Sayang, ketika sampai di Gwangju, kerusuhan 18 Mei atau Pemberontakan Gwangju justru sedang meletup.

Youth of May (2021)

Hwang Hee-tae (Lee Do-hyun) adalah “putra daerah” Gwangju yang berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran Seoul National University—satu dari tiga universitas terbaik Korea Selatan—dengan nilai tertinggi. Fakta ini membuat dirinya jadi kebanggaan bagi orang Gwangju; terutama orang tua dan sekolahnya.

Latar pendidikan itu juga membuat Hee-tae dipaksa sang sahabat, Kim Kyung-soo (Kwon Ji-woo/Jeong Hee-tae), untuk membuka klinik ilegal buat mahasiswa aktivis yang melarikan diri dari serbuan pemerintah diktator saat itu. Suatu hari, ia bisa kembali secara diam-diam ke Gwangju dari Seoul (yang mana perbatasan kedua kota ini sudah dijaga ketat oleh tentara) lantaran membantu pengobatan pekerja pabrik saat aksi protes pada pemerintah.

Tanpa ia sangka, peristiwa itu justru membawanya bertemu dengan Kim Myung-hee (Go Min-si), seorang perawat muda yang kesulitan secara ekonomi pada sebuah kencan buta arahan sang ayah. Kedua remaja ini pun saling jatuh cinta dan terjebak dalam situasi politik Pemberontakan Gwangju.

Selain kedua tayangan di atas, film dan drama Korea lain yang mengangkat seputar peristiwa ini sebetulnya masih ada banyak sekali. Sebut saja film 1987: When the Day Comes, My 18, 26 Years, dan lainnya.