Setelah menjalani hari yang panjang dan melelahkan, beristirahat di rumah sembari menonton sitkom di Smart TV terbaik milik Anda memang sangat menyenangkan. Sitcom atau komedi situasi dalam bahasa Indonesia, merupakan tayangan dengan genre komedi yang menghibur dan memiliki durasi pendek, yakni sekitar 20-30 menit saja. Banyak sekali masyarakat yang memilih untuk menonton tayangan sitkom karena kontennya yang ringan, menggelitik, dan pastinya cocok untuk dijadikan sebagai sarana relaksasi serta refreshing.

Hanya saja, bagaimana jadinya jika sitkom dipadukan dengan sains? Apakah tetap menghibur?

Setelah lelah bekerja, pastinya Anda akan lebih memilih tayangan yang tidak perlu berpikir, bukan? Atau, Anda malah ikut menonton kartun bersama anak, lantaran tayangan satu ini sangat ringan untuk ditonton sekaligus bisa dijadikan sebagai salah satu konten untuk media tontonan anak. Dengan begitu, peran Anda sebagai orang tua dalam mendidik anak di era digital seperti sekarang ini pun tentu tidak akan terganggu.

Tayangan dengan genre fiksi ilmiah pun pastinya tidak akan masuk ke dalam opsi Anda.

Namun demikian, The Big Bang Theory berhasil memadukan sains dengan komedi. Bahkan serial ini sangat populer selama bertahun-tahun, lho. The Big Bang Theory berhasil menarik perhatian penonton karena formatnya yang unik, dialognya yang cerdas, dan pastinya karena jalan cerita yang sangat menggelitik. Menariknya lagi, meski kisah dalam serial ini sangat kental dengan kehidupan para scientists, namun konten yang disajikan tetap ringan serta menghibur.

Untuk Anda yang belum tahu, The Big Bang Theory merupakan sitkom Amerika yang tayang di chanel CBS dari tahun 2007 hingga 16 Mei 2019. Serial ini dibuat oleh Chuck Lorre dan Bill Prady, dengan total 279 episode yang tergabung dalam 12 season. Sepanjang penayangannya, serial ini pun bekerja sama dengan fisikawan di dunia nyata, untuk memastikan bahwa dialog serta teori-teori yang digunakan masuk akal serta tidak salah kaprah. Tak hanya itu, beberapa tokoh fisikawan dunia, seperti Stephen Hawking, pun pernah menjadi bintang tamu di The Big Bang Theory, lho.

The Big Bang Theory bercerita tentang kehidupan dua orang fisikawan di Caltech, yakni Leonard Hofstadter dan Sheldon Cooper. Keduanya tinggal di satu apartemen yang sama dan memiliki IQ yang sangat tinggi. Tak heran jika keduanya seringkali terlibat dalam diskusi ilmiah, bahkan ketika sedang lunch break sekalipun. Belum lagi ditambah dengan tingkah laku Sheldon, child prodigy dengan eidetic memory yang masuk universitas pada usia 11 tahun dan mendapatkan PhD di usia 16 tahun. Sheldon menganggap dirinya paling cerdas di antara semua manusia di dunia—and he did not wrong though!—namun ia tidak memiliki social skills yang baik, sehingga kelakuan ‘ajaib’nya kerapkali mengundang tawa.

Banyak penonton yang memuji The Big Bang Theory, bukan hanya karena elemen komedi yang kental di dalamnya, tetapi juga dengan kedalaman riset yang dilakukan oleh tim penulis. Tak heran jika serial ini sangat dicintai oleh banyak orang, bahkan hingga season terakhir yang ditayangkan di tengah tahun ini. Jadi, tertarik untuk menonton The Big Bang Theory?