Salah satu tugas dari penyedia jasa system integrator Indonesia adalah menjaga agar data-data penting dalam sebuah perusahaan tetap terjamin kerahasiaannya. Namun demikian, apa jadinya jika data-data pengguna dalam sebuah perusahaan besar, seperti Yahoo, misalnya, jatuh ke tangan yang salah? Yap, hal ini bisa saja terjadi karena sistem keamanan yang lemah. Ingat dengan kasus peretasan akun email Yahoo pada tahun 2014 silam? Sebanyak 500 juta akun email berhasil dicuri oleh seorang hacker bayaran yakni Karim Baratov.

Karim Baratov ditangkap pada Maret 2017 lalu dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Hukuman yang diterimanya mungkin terdengar ringan dan tidak memberatkan. Namun demikian, pihak pengadilan ternyata tidak begitu saja membebaskan Baratov. Ia pun harus membayar denda sebesar 2,25 juta dollar AS atau 250.000 dollar AS per tuntutan. Tuntutan yang didapatkan oleh Baratov sendiri ada sembilan tuntutan. Jika masih ada aset yang tersisa, Baratov juga harus membayar ganti rugi kepada korban.

Banyak yang masih bertanya-tanya mengenai latar belakang Baratov dalam meretas ratusan juta akun email tersebut. Ternyata, Baratov bekerja sama dengan dua warga Rusia yang juga bekerja sebagai mata-mata, sebagai pelanggannya. Dua orang ini memberikan data pada Baratov untuk akhirnya diretas akun emailnya. Targetnya sendiri merupakan wartawan, pejabat pemerintah, hingga pemilik bisnis. Tujuannya adalah untuk urusan politis dan juga memanfaatkan informasi pribadi secara ilegal.

Cara Baratov untuk meretas akun email Yahoo ini sebenarnya cukup sederhana. Ia menggunakan metode phising untuk mencuri password pemilik akun dan membuat form login palsu dengan situs tiruan yang sangat mirip dengan situs asli. Teknik ini cukup ampuh dan akan membuat akun dapat dengan mudah dihack meskipun sudah menerapkan trik membuat password agar tak mudah dihack. Email-email yang berhasil diretas kemudian diberikan pada pelanggannya, untuk kemudian diganti dengan uang sebagai upahnya.

Uang ini ia gunakan untuk membeli rumah serta mobil-mobil mewah. Tidak hanya itu, ia juga sering membuat pesta di rumahnya dan dikenal sebagai anak muda kaya di kalangan tetangganya. Tidak banyak yang tahu bahwa Karim Baratov bekerja sebagai hacker dan identitasnya baru diketahui ketika polisi menangkapnya atas tuntutan peretasan akun email.