Untuk kamu yang sudah sering berkunjung ke Surabaya, mungkin sering melewati gedung bertuliskan Tunjungan City, yang berlokasi di Jalan Genteng Kali No. 123, Bubutan, Genteng, Surabaya. Apalagi, jika kamu menginap di Surabaya Hotel yang berada di sekitar gedung ini. Gedung ini mungkin menjadi salah satu lokasi yang kamu lewati setiap harinya.
Tunjungan city adalah sebuah museum yang bernama Museum Surabaya milik Pemkot Surabaya. Jika dilihat dari bangunannya, memang tidak terlihat seperti bangunan museum. Akan tetapi, dibalik megahnya bangunan tersebut, gedung yang lebih dikenal dengan nama Gedung Siola tersebut sebenarnya menyimpan sebuah sejarah tersendiri.
Gedung ini telah berdiri sejak tahun 1877 dan didirikan oleh seorang pemodal asing asal Inggris bernama Robert Laidlaw. Bangunan ini kemudian dijadikan pusat pertokoan dan berhasil meraih kesuksesan dengan menjadi pertokoan pertama dan terbesar di Hindia Belanda. Pada papan namanya, Laidlaw menuliskan “Het Engelsche Warenhuis” yang berarti toko serba ada. Hal ini sesuai dengan isi pada toko tersebut yang memang menyediakan beragam barang, tidak hanya baju atau apapun yang terkait tekstil saja. Bisa dibilang, hampir semua barang impor yang berasal dari Inggris, dapat ditemukan di toko ini.
Sayangnya, setelah masa jaya keluarga Whiteaway Laidlaw dibidang perdagangan berakhir, bisnis ritelnya mulai mengalami kebangkrutan. Pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, gedung ini diambil alih oleh Jepang dan diganti namanya menjadi Toko Chidoya. Akan tetapi, tidak bisa menyaingi kesuksesan pendahulunya. Pada saat terjadi perang di Surabaya tanggal 10 November 1945, gedung ini dijadikan markas oleh rakyat Surabaya. Akibatnya, gedung inipun menjadi sasaran tembakan tank para sekutu sehingga mengalami kerusakan parah.
Pada tahun 1960, lima orang pengusaha bernama Soemitro, Ing Wibisono, Ong, Liem, dan Ang membangun kembali gedung tersebut dengan berusaha mempertahankan bentuk bangunan aslinya. Gedung tersebut kemudian dinamakan SIOLA yang merupakan gabungan dari kelima nama mereka. Di sana mereka mendirikan usaha dengan konsep penjualan seperti Mall yang menyediakan berbagai kebutuhan. Pada awalnya, mereka berhasil meraih kesuksesan. Tetapi pada akhirnya harus kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan lainnya.
Meskipun saat ini gedung tersebut telah berubah nama menjadi Tunjungan City, tetapi masih banyak masyarakat Surabaya yang mengenalnya dengan nama SIOLA. Sebab, SIOLA pernah menjadi kebanggaan warga Surabaya sebagai mall pertama di kota tersebut. Sehingga menyimpan sebuah kenangan tersendiri bagi mereka.