Bicara tentang Burj Khalifa, yang terlintas di benak kita pastilah gedung mewah di Dubai setinggi 868 meter dan memiliki 160 lantai. Gedung ini merupakan salah satu gedung tertinggi di dunia dan melebihi ketinggian Empire State dan menara Eiffel sebanyak dua hingga tiga kali lipatnya. Burj Khalifa juga memiliki rekor lain seperti gedung dengan lift berjarak terjauh di dunia, lantai tertinggi yang dihuni oleh manusia, dan juga bangunan outdoor tertinggi di dunia. Lift yang berada di dalam gedung ini pun memiliki kecepatan yang tidak tanggung-tanggung, yakni sebesar 60 kilometer per jam. Namun demikian, di balik kemegahan yang ditampilkannya, tampaknya Burj Khalifa harus segera mendapatkan solusi untuk mengatasi septic tank yang bermasalah sebelum hal ini menghadirkan problem yang lebih serius.
Ya, tidak banyak yang tahu bahwa gedung yang identik dengan kemegahannya ini ternyata tidak memiliki septic tank atau lubang pembuangan kotoran. Hal ini diketahui oleh publik beberapa saat setelah gedung dibuka untuk umum. Salah satu gedung tertinggi di dunia ini ternyata tidak mau repot-repot menyiapkan sistem sanitasi atau pembuangan kotoran yang baik. Apalagi sampai memikirkan penempatan septic tank yang tepat menurut fengsui.
Lantas, bagaimana cara pembuangan kotoran di gedung Burj Khalifa ini?
Ironisnya, beberapa situs berita internasional memberitakan bahwa untuk mengangkut kotoran dari gedung ini dibutuhkan truk untuk mengangkutnya secara manual. Ya, kumpulan kotoran manusia yang berton-ton jumlahnya dari gedung dengan total 160 lantai ini harus diangkut oleh truk setiap harinya. Tidak hanya itu, setelah diangkut menggunakan truk, perjalanan yang harus ditempuh oleh tinja itu tidak berhenti sampai di situ saja. Truk harus mengantre selama kurang lebih 24 jam untuk bisa membuang tinja ke tempat pemrosesan kotoran.
Hal ini tentunya menarik perhatian warga dunia. Mereka menyoroti Adrian Smith selaku arsitek Burj Khalifa dan mempertanyakan keputusannya untuk tidak memiliki septic tank. Pasalnya, ketidakberadaan septic tank ini membuat pemrosesan tinja menjadi tidak efektif dan memakan waktu. Selidik punya selidik, ternyata hampir sebagian besar gedung di Dubai memiliki sistem sanitasi yang buruk dan tidak memiliki septic tank. Wah, merepotkan juga, ya!
Gimana menurutmu?